Sabtu, 28 Desember 2013

KOMUNIKASI


KOMUNIKASI

 Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara etimologis
atau menurut  asal  katanya  adalah dari  bahasa  Latin  communicatus,  dan  perkataan  ini
bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi
milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan
makna. 
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung
secara lisan maupun tidak langsung melalui media; proses penyampaian bentuk interaksi
gagasan kepada orang lain dan proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang
disampaikan, baik sengaja maupun tidak disengaja.

Pengertian Komunikasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
KBBI terbitan Balai Pustaka,  2002, komunikasi adalah:
1. Pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak.
2. Perhubungan.

Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli
Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai pengertian komunikasi, berikut ini pengertian komunikasi menurut pendapat para ahli :

1. Carl I. Hovland
Hovland berpendapat mengenai pengertian komunikasi, menurutnya “Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan pesan (lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)”.
2. Theodore M. Newcomb
Menurutnya pengertian komunikasi adalah “setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima”.

3. Everett M. Rogers
Everett berpendapat bahwa “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka atau penerima”.

4. Onong Uchjana Effendy
Ia mengungkapkan pengertian dari komunikasi adalah “proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain”. Pikiran tersebut bisa merupakan informasi, gagasan, opini, dll yang muncul dari pikirannya sendiri.

5. Hafield Cangara
Hafield menyatakan suatu definisi baru mengenai pengertian komunikasi, ia menyatakan bahwa “komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian”

Lingkungan komunikasi
Lingkungan  (konteks)  komunikasi setidak-tidaknya memiliki 3 (tiga) dimensi di
antaranya : 
a.  Fisik, adalah ruang di mana komunikasi berlangsung nyata atau berwujud.
b.  Sosial-psikologis, misalnya tata hubungan status di antara pihak yang terlibat, peran
yang  dijalankan  orang    dan  aturan  budaya  masyarakat  di  mana  orang-orang
berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini  mencakup rasa  persahabatan atau
permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau.
c.  Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah di mana
komunikasi berlangsung.

JENIS DAN PROSES KOMUNIKASI
Contoh model komunikasi yang sederhana digambarkan dibawah ini :

Pengirim—>Berita—>Penerima

Jika salah satu elemen komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada komponen-komponen dalam komunikasi antara lain :
Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau informasi serta mempunyai kepentinga mengkomunikasikan kepada orang lain.
Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan ke dalam symbol atau isyarat.

Pesan (Massage), pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan.

Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.
Penafsiran kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin efektif komunikasi yang terjadi.

Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi kominikasi pengirim dinyatakan.

Didalam organisasi sangat membutuhkan komunikasi. Adapun jenis- jenis komunikasi dalam organisasai antara lain :

a. Komunikasi formal vs informal
Komunikasi formal adalah komunikasi yang mengikuti rantai komando yang dicapai oleh hirarki wewenang. Komunikasi informal adalah komunikasi yang terjadi diluar dan tidak tergantung pada herarki wewenang. Komunikasi informal ini timbul karena adanya berbagai maksud, yaitu
- Pemuasan kebutuhan manusiawi,
- Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton dan membosankan,
- Keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
- Sumber informasi hubungan pekerjaan.
Jenis lain dari komunikasi informasi adalah adalah dasas-desusyang secara resmi tidak setuju. Desas-desus ini juga mempunyai peranan fungsional sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi.

b. Komunikasi ke bawah vs komunikasi ke atas vs komunikasi lateral
Komunikasi kebawah mengalir dari peringkat atas ke bawah dalam herarki. Komunikasi ke atas adalah berita yang mengalir darin peringkat bawah ke atas atas suatu organisasi. Komunikasi lateral adalah sejajar antara mereka yang berada tingkat satu wewenang.

c. Komunikasi satu arah dan dua arah
Komunikasi satu arah, pengirim berita berkomunikasi tanpa meminta umpan balik, sedangkan komunikasi dua arah adalah penerima dapat dan memberi umpan balik.

Bagaimanapun juga keefektifan komunikasi organisasi dipengaruhi beberapa factor diantaranya :
1.      Saluran komunikasi formal
2.      Sruktur wewenang

RAGAM TINGKATAN KOMUNIKASI ATAU KONTEKS-KONTEKS KOMUNIKASI
Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut:
  1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf manusia.
  2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.
  3. Komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang berlangsung di antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994) memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.
  4. Komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005:52).
  5. Komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektrolik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Kemudian Mulyana (2005:74) juga menambahkan konteks komunikasi publik. Pengertian komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large group communication) untuk komunikasi ini.

 PROSES KOMUNIKASI
Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy 1994:11-19 membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Sebagai contoh seperti yang diungkapkan oleh Sendjaja(1994:33)yakni : Si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih mudah dan lancar apabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahasiswa. Seandainya si A tersebut membicarakan hal tersebut dengan si C, sorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikaasi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan si A. Karena antara si A dan si C terdapat perbedaan yang menyangkut tingkat pengetahuan, pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya.
Contoh tersebut dapat memberikan gambaran bahwa proses komunikasiakan berjalan baik atau mudah apabila di antara pelaku (sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain komunikator perlu mengenali karakteristik individual, sosial dan budaya dari komunikan.
2. Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikansebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
Tujuan Dan Fungsi Komunikasi
1.  Agar menjadi tahu dan memberitahukan, misalnya antar hubungan pergaulan sehari-hari, surat edaran, pengumuman, pemberitahuan dan sebagainya.
2.  Menilai  masukan  (input)  atau  hasil  (output)  atau  suatu  pola pemikiran,  misalnya 
umpan balik, tanggapan atas pendapatan, evaluasi anggaran, penilaian rencana dan
sebagainya.
3.  Mengarahkan  atau  diarahkan,  misalnya  manajer  mengarahkan  sumber  tenaga,
material, uang, mesin (kepada suatu tujuan), rapat kerja, seminar, penataran latihan
kerja, juklak (petunjuk pelaksanaan), juknis (petunjuk teknis) dan sebagainya.
4.  Mempengaruhi  dan  dipengaruhi,  misalnya  motivasi,  persuasi,  stimulasi  dan
sebagainya.
5.  Mengandung  beberapa  fungsi  insidental,  atau  netral  :  yang  tidak  langsung
mempengaruhi tercapainya tujuan dan hubungan dalam pergaulan sosial.
Dari  paparan  tersebut,  terlihat  bahwa  komunikasi  dapat  menciptakan  rasa
pemahaman, tingkat penerimaan dan motivasi, terutama untuk menjawab hal terkait Who
says, What, in Which channel, to Whom dan in Which effect.
 Kegunaan Mempelajari Iimu Komunikasi
Ruben and Steward (2005) menyatakan bahwa alasan  mempelajari ilmu komunikasi
adalah :
1.  Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita.
Dalam  kehidupan  kita  sehari-hari,  komunikasi  memegang  peranan  yang  sangat
penting.  Kita  tidak  bisa  tidak  berkomunikasi.  Tidak  ada  aktifitas  yang  dilakukan  tanpa
komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan esensial, manakala kita
berkomunikasi dengan orang lain. Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi
dengan kita, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Cara kita berhubungan satu
dengan lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara kita memberikan
kontribusi  sebagai  anggota  keluarga,  kelompok,  komunitas,  organisasi  dan  masyarakat
secara  luas  membutuhkan  suatu  komunikasi.  Hal  ini  menjadikan  komunikasi  tersebut
menjadi hal sangat fundamental dalam kehidupan kita. 
2.  Komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas kompleks.
Komunikasi adalah suatu aktifitas  kompleks dan menantang. Dalam hal ini ternyata
aktifitas komunikasi bukanlah suatu  aktifitas  yang mudah.  Untuk  mencapai kompetensi
komunikasi diperlulkan understanding dan suatu keterampilan sehingga komunikasi yang
dilakukan menjadi efektif. Ellen langer dalam Ruben and Steward (2005) menyebut konsep
mindfulness akan terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi dan konteks, kita
terbuka dengan informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak perspektif tidak hanya
satu persepektif di kehidupan manusia. 
3.  Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi efektif.
Karir  dalam  bisnis,  pemerintah,  atau  pendidikan  memerlukan  kemampuan  dalam
memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan
kerjasama antara satu dengan yang  lain dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide efektif
melalui  saluran  saluran  komunikasi.  Untuk  mencapai  kesuksesan  dari  suatu
kedudukan/posisi  tertentu  dalam  mencapai  kompetensi  komunikasi  antara  lain  melalui
kemampuan  secara  personal  dan  sikap,  kemampuan  interpersonal,  kemampuan  dalam
melakukan komunikasi oral dan tulisan, serta lain sebagainya.
4.  Suatu pendidikan tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik.
Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu yang bersifat
common  sense  dan  setiap  orang  pasti  mengetahui  bagaimana  berkomunikasi.  Padahal
sesungguhnya banyak yang tidak memilki keterampilan berkomunikasi yang baik, karena
ternyata banyak pesan-pesan dalam komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak hanya
dalam bentuk verbal, tetapi  nonverbal, ada keterampilan komunikasi dalam bentuk tulisan
dan oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara kelompok,
sehingga  kita  dapat  berkolaborasi  sebagai  anggota  dengan  baik, dan  lain-lain.  Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Banyak yang berpendidikan  tinggi, tetapi tidak memilki keterampilan berkomunikasi secara baik dan memadai sehingga
mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi dengan manusia lainnya, maka komunikasi itu
perlu kita pelajari.
5.  Komunikasi adalah populer. 
Komunikasi  adalah  suatu  bidang  yang  dikatakan  sebagai  populer.  Banyak  bidang-bidang komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada studi tentang pesan, ada
juga tentang hubungan antara komunikasi dengan bidang profesional lainnya, termasuk
hukum,  bisnis,  informasi,  pendidikan,  ilmu  komputer,  dan  lain-lain.Saat  ini  komunikasi
sebagai  ilmu  sosial/perilaku  dan  suatu  seni  yang  diaplikasikan.  Disiplin  ini  bersifat
multidisiplin, berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, antroplogi, politik,
dan lain sebagainya.
1.      Komunikasi formal dan informal
Komunikasi  formal  ialah  komunikasi  resmi  yang  menempuh  jaringan  organisasi
struktur formal dimana , informasi ini tampaknya mengalir dengan arah yang tidak dapat
diduga dan jaringannya digolongkan sebagai selentingan. Informasi yang mengalir sepanjang
jaringan kerja selentingan terlihat berubah-ubah dan tersembunyi.
2.      Komunikasi informal ialah komunikasi yang menempuh saluran yang sering disebut
“selentingan”, yaitu suatu jaringan yang biasanya jauh lebih cepat dibandingkan dengan
saluran-saluran resmi. Informasi informal/personal ini muncul dari interaksi diantara orang-orang. Dalam istilah komunikasi selentingan digambarkan sebagai metode penyampaian
laporan rahasia tentang orang-orang dan peristiwa yang tidak mengalir melalui  saluran
perusahaan yang formal.

 Informasi yang diperoleh melalui selentingan lebih memperhatikan
apa  yang dikatakan  atau  didengar oleh  seseorang  daripada apa yang dikeluarkan oleh
pemegang kekuasaan.
1.  Komunikasi lisan dan tertulis
Pesan-pesan lisan memungkinkan menerima umpan balik segera. Komunikasi tertulis :
memberi catatan atau referensi permanen, membantu memberikan dokumentasi dari suatu
pesan yang disampaikan, yang dapat menjadi penting bila pembuktian diperlukan kembali
2.  Komunikasi non verbal
Komunikasi yang berdasarkan faktor-faktor lain daripada lambang verbal :
a.  bahasa tubuh
b.  lambang-lambang non verbal
c.  ketidakaktifan
d.  pernyataan-pernyataan yang dinyatakan oleh suara
e.  jabatan tangan
f.  penggunaan waktu
Dalam komunikasi verbal terdapat beberapa hal yang termasuk komunikasi non verbal :
a.   Ekspresi wajah   
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah
adalah cerminan suasana emosi seseorang.
b.   Kontak mata merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan
kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat
dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan  bukan
sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata  dapat memberikan kesempatan pada
orang lain untuk mengamati hal yang lainnya.
c.   Sentuhan  adalah bentuk komunikasi personal  mengingat sentuhan lebih bersifat
spontan  daripada  komunikasi  verbal.  Beberapa  pesan  seperti  perhatian  yang
sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang  atau simpati dapat dilakukan
melalui sentuhan. 
d.   Postur  tubuh  dan  gaya  berjalan.  Cara  seseorang  berjalan,  duduk,  berdiri  dan
bergerak  memperlihatkan  ekspresi  dirinya.  Postur  tubuh  dan  gaya  berjalan
merefleksikan emosi, konsep diri dan tingkat kesehatannya.
e.   Sound (Suara). Rintihan, menarik napas panjang, tangisan  juga salah satu ungkapan
perasaan  dan  pikiran  seseorang  yang  dapat  dijadikan  komunikasi.  Bila
dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi  non verbal lainnya  sampai desis 
atau suara  dapat menjadi pesan yang sangat  jelas.
f.   Gerak  isyarat adalah hal yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan
isyarat  sebagai  bagian  total  dari  komunikasi    seperti  mengetukan  kaki  atau
mengerakkan  tangan  selama  berbicara  menunjukkan  seseorang  dalam  keadaan 
stress/bingung, atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.

Lima Kaidah Komunikasi
Telah dikenal 5 (lima) Kaidah Komunikasi efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective
Communication), dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu
sendiri,  yaitu  REACH  (Respect,  Empathy,  Audible,  Clarity,  dan  Humble),  yang  berarti
merengkuh atau meraih. Ada keyakinan bahwa komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya
bagaimana meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun
respon positif dari orang lain. Berikut ini uraian dari kelima (5) kaidah komunikasi efektif
tersebut dalam konteks dan berfungsi sebagai fondasi untuk mengembangkan kemampuan
berbicara di depan publik. 
a.  Respect
Kaidah  pertama  dalam  berkomunikasi  secara  efektif,  khususnya  dalam  berbicara  di
depan publik adalah sikap hormat dan sikap menghargai terhadap khalayak atau hadirin.
Hal ini merupakan kaidah pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain, termasuk
berbicara di depan publik. Pembicara atau presenter harus memiliki sikap (attitude)
menghormati dan menghargai hadirin. Harus diingat bahwa pada prinsipnya  manusia
ingin  dihargai  dan  dianggap  penting  diakui. Jika dalam presentasi harus mengkritik
seseorang, lakukanlah dengan penuh respect terhadap harga diri dan kebanggaan orang
tersebut. 
b.  Empathy
Kaidah  kedua  adalah  empati,  yaitu  kemampuan    untuk  menempatkan  diri  pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Rasa empati akan memberi kemampuan
untuk  dapat  menyampaikan  pesan  (message)  dengan  cara  dan  sikap  yang  akan
memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu, dalam berbicara di
depan publik, pembicara harus terlebih dulu memahami latar belakang, golongan, lapisan
sosial, tingkatan umur, pendidikan, kebutuhan, minat, harapan dan sebagainya, dari calon
hadirin  (audiences).  Jadi  sebelum  membangun  komunikasi  atau  mengirimkan  pesan,
pembicara perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan, sehingga
nantinya  pesan  akan  dapat  tersampaikan  dengan  tanpa  ada  halangan  psikologis  atau
penolakan dari  penerima.  Empati  berarti  kemampuan  untuk  mendengar  dan  bersikap
perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang
positif. Banyak sekali dari orang yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik
dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah
tidak akan efektif, manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik
dari penerima pesan. Oleh karena itu, dalam berbicara di depan publik, pembicara harus siap
untuk menerima masukan atau umpan balik dengan sikap positif. 
c.  Audible
Kaidah ketiga adalah audible, yaitu  dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
Audible dalam hal ini berarti pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
Kaidah  ini  mengatakan  bahwa  pesan  harus  disampaikan  melalui  medium  atau  delivery
channel, sedemikian dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu
pada kemampuan untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat
bantu  audio visual yang akan membantu, agar pesan  yang disampaikan dapat diterima
dengan baik. 
d.  Clarity
Kaidah keempat adalah kejelasan dari pesan yang disampaikan (clarity). Selain bahwa
pesan harus dapat diterima dengan baik, maka kaidah keempat yang terkait dengan itu
adalah kejelasan dari pesan itu sendiri, sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau
berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity juga sangat tergantung pada mutu suara dan
bahasa  yang  digunakan.  Penggunaan  bahasa  yang  tidak  dimengerti  oleh  hadirin,  akan
membuat  pidato  atau  presentasi  tidak  dapat  mencapai  tujuannya.  Seringkali  orang
menganggap  remeh  pentingnya  Clarity  dalam  public  speaking,  sehingga  tidak  menaruh
perhatian pada suara (voice) dan kata-kata yang dipilih untuk digunakan dalam presentasi
atau pembicaraannya. 
e.  Humble
Kaidah kelima dalam  komunikasi  yang efektif  adalah sikap  rendah  hati.  Sikap ini
merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai
orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang dimiliki. Kerendahan hati juga
berarti tidak sombong dan menganggap diri penting ketika berbicara di depan publik. Justru
dengan kerendahan hatilah, pembicara atau presenter dapat menangkap perhatian dan
respon positif dari publik pendengarnya. Kelima hukum komunikasi tersebut sangat penting
untuk menjadi dasar dalam melakukan pembicaraan di depan publik.
Dari  pemahaman  terhadap  prinsip  komunikasi,  diharapkan  seseorang  dapat
berkomunikasi lebih baik, terutama berkomunikasi dengan efektif dengan pihak lain, yaitu
memahami  hakikat  komunikasi,  proses  terjadinya  komunikasi,  syarat-syarat  terjadinya
komunikasi dan komunikasi antar pribadi secara efektif



Sumber :
e-book Modul Pembelajaran Kewirausahaan :
http://alamtekno.blogspot.com/2013/05/pengertian-atau-definisi-komunikasi.html
http://zabidin1993.blogspot.com/2013/04/pengertian-komunikasi-arti-penting.html

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/09/pengertian-komunikasi.html

3 komentar:

  1. Lebih efektif mana?
    Komunikasi verbal vs non verbal dalam penjualan?
    Komunikasi satu arah vs dua arah dalam penjualan?
    Formal vs informal dalam pengajaran?

    Jelaskan!

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebelummnya terimakasih atas kesempatan bapak telah meberikan waktu dan kesempatan saya untuk memperbaiki tugas penganti uas,


      menurut saya, lebih efektif komunikasi verbal, sebab jika kita melakukan pemasaran produk semisal lewat terjun langsung di masyarakat, kita bisa memberi informasi tentang barang produksi yang akan dipasarkan dengan cara dalam bentuk media maupun lisan, itu lebih efektif karena konsumen lebih mudah memahaminya.mereka bisa menentukan barang sebelum mereka benar-benar puasa akan hasil barang tersebut

      yang kedua, menurut saya, komunikasi dua arah adalah komunikasi yang efektif, percuma kalau kita memasarkan hasil produksi tanpa keinginan dari kebutuhan pasar, perusahaan tidak akan meluncurkan suatu produk jika permintaan pasar tidak ada yang meminta. kebutuhan konsumen adalah kepercayaan distributor untuk memproduksi hasil produksi yang diinginkan sesuai selera konsumen. perusahaan senang jika kita mendapat sambutan dan kepercayaan dari konsumen, apalagi mereka bisa menjadi pelanggan setia dari produksi tsb.

      yang ketiga, menurut pendapat saya, pengajaran informal lebih efektif karena, dalam suatu pengajaran itu yang kita tangkap adalah dimana seorang pengajar mampu membuat siswanya/siswinya memahami materi yang sudah diajarkan, dengan cara berkomunikasi/berinteraksi dengan menjadikan sebuah kelas itu yang penting nyaman,tidak membosankan,tidak terlalu kaku, dan tidak terpusat pada objek terterntu saja. siswa lebih menangkap jika sang pengajar tidak menggunakan bahasa formal . lebih banyak kreasi dan inovatif seorang pengajar jika menggunakan pengajaran informal. pengajar dituntut agar tidak selalu sama dengan apa yg mereka ajarkan pada tiap harinya.

      Hapus
  2. Plus: Buatlah artikel mengenai bagaimana komunikasi yang seharusnya terjadi antara buruh-pengusaha-pemerintah supaya sama-sama dapat mencapai tujuan bersama tanpa harus ada yang tersakiti.

    PS: I want 3Septi to get maximum point.

    BalasHapus