KOMUNIKASI
Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),
secara etimologis
atau menurut asal katanya
adalah dari bahasa Latin
communicatus, dan perkataan
ini
bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makna ‘berbagi’
atau ‘menjadi
milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan
atau kesamaan
makna.
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu
pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku,
baik langsung
secara lisan maupun tidak langsung melalui media; proses penyampaian
bentuk interaksi
gagasan kepada orang lain dan proses penciptaan arti terhadap gagasan
atau ide yang
disampaikan, baik sengaja maupun tidak disengaja.
Pengertian Komunikasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
KBBI terbitan Balai Pustaka, 2002, komunikasi adalah:
1. Pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak.
2. Perhubungan.
Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli
Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai pengertian komunikasi, berikut ini pengertian komunikasi menurut pendapat para ahli :
KBBI terbitan Balai Pustaka, 2002, komunikasi adalah:
1. Pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak.
2. Perhubungan.
Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli
Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai pengertian komunikasi, berikut ini pengertian komunikasi menurut pendapat para ahli :
1. Carl I. Hovland
Hovland berpendapat mengenai pengertian komunikasi, menurutnya “Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan pesan (lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)”.
2. Theodore M. Newcomb
Menurutnya pengertian komunikasi adalah “setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima”.
Menurutnya pengertian komunikasi adalah “setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima”.
3. Everett M. Rogers
Everett berpendapat bahwa “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka atau penerima”.
4. Onong Uchjana Effendy
Ia mengungkapkan pengertian dari komunikasi adalah “proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain”. Pikiran tersebut bisa merupakan informasi, gagasan, opini, dll yang muncul dari pikirannya sendiri.
5. Hafield Cangara
Hafield menyatakan suatu definisi baru mengenai pengertian komunikasi, ia menyatakan bahwa “komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian”
Lingkungan komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki 3 (tiga)
dimensi di
antaranya :
a. Fisik, adalah ruang di mana
komunikasi berlangsung nyata atau berwujud.
b. Sosial-psikologis, misalnya
tata hubungan status di antara pihak yang terlibat, peran
yang dijalankan orang
dan aturan budaya
masyarakat di mana
orang-orang
berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini mencakup rasa
persahabatan atau
permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau.
c. Temporal (waktu), mencakup
waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah di mana
komunikasi berlangsung.
JENIS DAN PROSES KOMUNIKASI
Contoh model komunikasi yang sederhana
digambarkan dibawah ini :
Pengirim—>Berita—>Penerima
Jika salah satu elemen komunikasi tidak
ada maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada komponen-komponen dalam komunikasi
antara lain :
Pengirim(Sender=Sumber) adalah
seseorang yang mempunyai kebutuhan atau informasi serta mempunyai kepentinga
mengkomunikasikan kepada orang lain.
Pengkodean
(Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan
disampaikan ke dalam symbol atau isyarat.
Pesan
(Massage), pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat
dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
Saluran (Chanel) adalah cara
mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang
diucapkan.
Penerima
(Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika
pesan tidak disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.
Penafsiran kode
(Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan
menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin tepat
penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin
efektif komunikasi yang terjadi.
Umpan
balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi
dimana reaksi kominikasi pengirim dinyatakan.
Didalam
organisasi sangat membutuhkan komunikasi. Adapun jenis- jenis komunikasi dalam
organisasai antara lain :
a. Komunikasi formal vs informal
Komunikasi formal adalah komunikasi yang
mengikuti rantai komando yang dicapai oleh hirarki wewenang. Komunikasi
informal adalah komunikasi yang terjadi diluar dan tidak tergantung pada
herarki wewenang. Komunikasi informal ini timbul karena adanya berbagai maksud,
yaitu
- Pemuasan kebutuhan manusiawi,
- Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton
dan membosankan,
- Keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang
lain,
- Sumber informasi hubungan pekerjaan.
Jenis lain dari komunikasi informasi adalah
adalah dasas-desusyang secara resmi tidak setuju. Desas-desus ini juga
mempunyai peranan fungsional sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi.
b. Komunikasi ke bawah vs komunikasi ke atas
vs komunikasi lateral
Komunikasi kebawah mengalir dari peringkat atas
ke bawah dalam herarki. Komunikasi ke atas adalah berita yang mengalir darin
peringkat bawah ke atas atas suatu organisasi. Komunikasi lateral adalah
sejajar antara mereka yang berada tingkat satu wewenang.
c. Komunikasi satu arah dan dua arah
Komunikasi satu arah, pengirim berita
berkomunikasi tanpa meminta umpan balik, sedangkan komunikasi dua arah adalah
penerima dapat dan memberi umpan balik.
Bagaimanapun
juga keefektifan komunikasi organisasi dipengaruhi beberapa factor diantaranya :
1. Saluran
komunikasi formal
2. Sruktur
wewenang
RAGAM TINGKATAN KOMUNIKASI ATAU
KONTEKS-KONTEKS KOMUNIKASI
Secara
umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut:
- Komunikasi
intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu
komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan
informasi melalui panca indera dan sistem syaraf manusia.
- Komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan
komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak
komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi
hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi
sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada
dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang
disampaikan bersifat pribadi.
- Komunikasi
kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang
berlangsung di antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan
Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994) memberi batasan komunikasi kelompok
sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh
maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi,
pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat
menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.
- Komunikasi
organisasi (organization communication) yaitu pengiriman
dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005:52).
- Komunikasi
massa (mass communication). Komunikasi massa dapat
didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa
cetak atau elektrolik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara
serentak dan sesaat. Kemudian Mulyana (2005:74) juga menambahkan konteks
komunikasi publik. Pengertian komunikasi publik adalah komunikasi antara
seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang tidak bisa
dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato,
ceramah atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah
komunikasi kelompok besar (large group communication) untuk
komunikasi ini.
PROSES
KOMUNIKASI
Berangkat
dari paradigma Lasswell, Effendy 1994:11-19 membedakan proses komunikasi menjadi
dua tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses
penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer
dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal
(kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara
langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada
komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi
berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh
komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang
setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama
komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan
kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau
perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh
komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode)
pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung
pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang
penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat
menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan
makna).
Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994)
menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila
pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame
of reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of
experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm
menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor
penting juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan
bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya,
bila bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman
komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Sebagai
contoh seperti yang diungkapkan oleh Sendjaja(1994:33)yakni : Si A seorang
mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam
kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih mudah dan
lancar apabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang
juga sama-sama mahasiswa. Seandainya si A tersebut membicarakan hal tersebut
dengan si C, sorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikaasi tidak
akan berjalan sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan si A. Karena antara
si A dan si C terdapat perbedaan yang menyangkut tingkat pengetahuan,
pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya.
Contoh tersebut dapat memberikan gambaran
bahwa proses komunikasiakan berjalan baik atau mudah apabila di antara pelaku
(sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila kita ingin berkomunikasi
dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu mengolah dan menyampaikan pesan
dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman,
orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain komunikator perlu
mengenali karakteristik individual, sosial dan budaya dari komunikan.
2. Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan
alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua
dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di
tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat
kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering
digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan
media yang dapat diklasifikasikansebagai media massa (surat kabar, televisi,
radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
Tujuan Dan Fungsi Komunikasi
1. Agar menjadi tahu dan
memberitahukan, misalnya antar hubungan pergaulan sehari-hari, surat edaran,
pengumuman, pemberitahuan dan sebagainya.
2. Menilai masukan
(input) atau hasil
(output) atau suatu
pola pemikiran, misalnya
umpan balik, tanggapan atas pendapatan, evaluasi anggaran, penilaian
rencana dan
sebagainya.
3. Mengarahkan atau
diarahkan, misalnya manajer
mengarahkan sumber tenaga,
material, uang, mesin (kepada suatu tujuan), rapat kerja, seminar,
penataran latihan
kerja, juklak (petunjuk pelaksanaan), juknis (petunjuk teknis) dan
sebagainya.
4. Mempengaruhi dan
dipengaruhi, misalnya motivasi,
persuasi, stimulasi dan
sebagainya.
5. Mengandung beberapa
fungsi insidental, atau
netral : yang
tidak langsung
mempengaruhi tercapainya tujuan dan hubungan dalam pergaulan sosial.
Dari paparan tersebut,
terlihat bahwa komunikasi
dapat menciptakan rasa
pemahaman, tingkat penerimaan dan motivasi, terutama untuk menjawab hal
terkait Who
says, What, in Which channel, to Whom dan in Which effect.
Kegunaan Mempelajari Iimu
Komunikasi
Ruben and Steward (2005) menyatakan bahwa alasan mempelajari ilmu komunikasi
adalah :
1. Komunikasi adalah fundamental
dalam kehidupan kita.
Dalam kehidupan kita
sehari-hari, komunikasi memegang
peranan yang sangat
penting. Kita tidak
bisa tidak berkomunikasi. Tidak
ada aktifitas yang
dilakukan tanpa
komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan esensial,
manakala kita
berkomunikasi dengan orang lain. Demikian pula sebaliknya, orang lain
akan berkomunikasi
dengan kita, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Cara kita
berhubungan satu
dengan lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara kita
memberikan
kontribusi sebagai anggota
keluarga, kelompok, komunitas,
organisasi dan masyarakat
secara luas membutuhkan
suatu komunikasi. Hal
ini menjadikan komunikasi
tersebut
menjadi hal sangat fundamental dalam kehidupan kita.
2. Komunikasi adalah merupakan
suatu aktifitas kompleks.
Komunikasi adalah suatu aktifitas
kompleks dan menantang. Dalam hal ini ternyata
aktifitas komunikasi bukanlah suatu
aktifitas yang mudah. Untuk
mencapai kompetensi
komunikasi diperlulkan understanding dan suatu keterampilan sehingga
komunikasi yang
dilakukan menjadi efektif. Ellen langer dalam Ruben and Steward (2005)
menyebut konsep
mindfulness akan terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi
dan konteks, kita
terbuka dengan informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak
perspektif tidak hanya
satu persepektif di kehidupan manusia.
3. Komunikasi adalah vital untuk
suatu kedudukan/posisi efektif.
Karir dalam bisnis,
pemerintah, atau pendidikan
memerlukan kemampuan dalam
memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif,
memerlukan
kerjasama antara satu dengan yang
lain dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide efektif
melalui saluran saluran
komunikasi. Untuk mencapai
kesuksesan dari suatu
kedudukan/posisi tertentu dalam
mencapai kompetensi komunikasi
antara lain melalui
kemampuan secara personal
dan sikap, kemampuan
interpersonal, kemampuan dalam
melakukan komunikasi oral dan tulisan, serta lain sebagainya.
4. Suatu pendidikan tinggi tidak
menjamin kompetensi komunikasi yang baik.
Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu yang
bersifat
common sense dan
setiap orang pasti
mengetahui bagaimana berkomunikasi. Padahal
sesungguhnya banyak yang tidak memilki keterampilan berkomunikasi yang
baik, karena
ternyata banyak pesan-pesan dalam komunikasi manusia itu yang
disampaikan tidak hanya
dalam bentuk verbal, tetapi
nonverbal, ada keterampilan komunikasi dalam bentuk tulisan
dan oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara interpersonal, ataupun
secara kelompok,
sehingga kita dapat
berkolaborasi sebagai anggota
dengan baik, dan lain-lain.
Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Banyak
yang berpendidikan tinggi, tetapi tidak
memilki keterampilan berkomunikasi secara baik dan memadai sehingga
mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi dengan manusia lainnya, maka
komunikasi itu
perlu kita pelajari.
5. Komunikasi adalah
populer.
Komunikasi adalah suatu
bidang yang dikatakan
sebagai populer. Banyak
bidang-bidang komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada studi
tentang pesan, ada
juga tentang hubungan antara komunikasi dengan bidang profesional
lainnya, termasuk
hukum, bisnis, informasi,
pendidikan, ilmu komputer,
dan lain-lain.Saat ini
komunikasi
sebagai ilmu sosial/perilaku dan
suatu seni yang
diaplikasikan. Disiplin ini
bersifat
multidisiplin, berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi,
sosiologi, antroplogi, politik,
dan lain sebagainya.
1. Komunikasi formal dan informal
Komunikasi formal ialah
komunikasi resmi yang
menempuh jaringan organisasi
struktur formal dimana , informasi ini tampaknya mengalir dengan arah
yang tidak dapat
diduga dan jaringannya digolongkan sebagai selentingan. Informasi yang
mengalir sepanjang
jaringan kerja selentingan terlihat berubah-ubah dan tersembunyi.
2. Komunikasi informal ialah komunikasi yang
menempuh saluran yang sering disebut
“selentingan”, yaitu suatu jaringan yang biasanya jauh lebih cepat
dibandingkan dengan
saluran-saluran resmi. Informasi informal/personal ini muncul dari
interaksi diantara orang-orang. Dalam istilah komunikasi selentingan digambarkan
sebagai metode penyampaian
laporan rahasia tentang orang-orang dan peristiwa yang tidak mengalir
melalui saluran
perusahaan yang formal.
Informasi yang diperoleh melalui
selentingan lebih memperhatikan
apa yang dikatakan atau
didengar oleh seseorang daripada apa yang dikeluarkan oleh
pemegang kekuasaan.
1. Komunikasi lisan dan tertulis
Pesan-pesan lisan memungkinkan menerima umpan balik segera. Komunikasi
tertulis :
memberi catatan atau referensi permanen, membantu memberikan dokumentasi
dari suatu
pesan yang disampaikan, yang dapat menjadi penting bila pembuktian
diperlukan kembali
2. Komunikasi non verbal
Komunikasi yang berdasarkan faktor-faktor lain daripada lambang verbal :
a. bahasa tubuh
b. lambang-lambang non verbal
c. ketidakaktifan
d. pernyataan-pernyataan yang
dinyatakan oleh suara
e. jabatan tangan
f. penggunaan waktu
Dalam komunikasi verbal terdapat beberapa hal yang termasuk komunikasi
non verbal :
a. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi
wajah
adalah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata merupakan sinyal
alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan
kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut
terlibat
dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan
sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata dapat memberikan kesempatan pada
orang lain untuk mengamati hal yang lainnya.
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat
spontan daripada komunikasi
verbal. Beberapa pesan
seperti perhatian yang
sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan
melalui sentuhan.
d. Postur tubuh
dan gaya berjalan.
Cara seseorang berjalan,
duduk, berdiri dan
bergerak memperlihatkan ekspresi
dirinya. Postur tubuh
dan gaya berjalan
merefleksikan emosi, konsep diri dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan,
menarik napas panjang, tangisan juga
salah satu ungkapan
perasaan dan pikiran
seseorang yang dapat
dijadikan komunikasi. Bila
dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis
atau suara dapat menjadi pesan
yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat adalah hal yang dapat mempertegas
pembicaraan . Menggunakan
isyarat sebagai bagian
total dari komunikasi
seperti mengetukan kaki
atau
mengerakkan tangan selama
berbicara menunjukkan seseorang
dalam keadaan
stress/bingung, atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.
Lima Kaidah Komunikasi
Telah dikenal 5 (lima) Kaidah Komunikasi efektif (The 5 Inevitable Laws
of Efffective
Communication), dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari
komunikasi itu
sendiri, yaitu REACH
(Respect, Empathy, Audible,
Clarity, dan Humble),
yang berarti
merengkuh atau meraih. Ada keyakinan bahwa komunikasi itu pada dasarnya
adalah upaya
bagaimana meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati,
tanggapan, maupun
respon positif dari orang lain. Berikut ini uraian dari kelima (5)
kaidah komunikasi efektif
tersebut dalam konteks dan berfungsi sebagai fondasi untuk mengembangkan
kemampuan
berbicara di depan publik.
a. Respect
Kaidah pertama dalam
berkomunikasi secara efektif,
khususnya dalam berbicara
di
depan publik adalah sikap hormat dan sikap menghargai terhadap khalayak
atau hadirin.
Hal ini merupakan kaidah pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain,
termasuk
berbicara di depan publik. Pembicara atau presenter harus memiliki sikap
(attitude)
menghormati dan menghargai hadirin. Harus diingat bahwa pada
prinsipnya manusia
ingin dihargai dan
dianggap penting diakui. Jika dalam presentasi harus
mengkritik
seseorang, lakukanlah dengan penuh respect terhadap harga diri dan
kebanggaan orang
tersebut.
b. Empathy
Kaidah kedua adalah
empati, yaitu kemampuan
untuk menempatkan diri
pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Rasa empati akan
memberi kemampuan
untuk dapat menyampaikan
pesan (message) dengan
cara dan sikap
yang akan
memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu, dalam
berbicara di
depan publik, pembicara harus terlebih dulu memahami latar belakang,
golongan, lapisan
sosial, tingkatan umur, pendidikan, kebutuhan, minat, harapan dan
sebagainya, dari calon
hadirin (audiences). Jadi
sebelum membangun komunikasi
atau mengirimkan pesan,
pembicara perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima
pesan, sehingga
nantinya pesan akan
dapat tersampaikan dengan
tanpa ada halangan
psikologis atau
penolakan dari penerima. Empati
berarti kemampuan untuk
mendengar dan bersikap
perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan
sikap yang
positif. Banyak sekali dari orang yang tidak mau mendengarkan saran,
masukan apalagi kritik
dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah.
Komunikasi satu arah
tidak akan efektif, manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang
merupakan arus balik
dari penerima pesan. Oleh karena itu, dalam berbicara di depan publik,
pembicara harus siap
untuk menerima masukan atau umpan balik dengan sikap positif.
c. Audible
Kaidah ketiga adalah audible, yaitu
dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
Audible dalam hal ini berarti pesan yang disampaikan dapat diterima oleh
penerima pesan.
Kaidah ini mengatakan
bahwa pesan harus
disampaikan melalui medium
atau delivery
channel, sedemikian dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan.
Hukum ini mengacu
pada kemampuan untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau
alat
bantu audio visual yang akan
membantu, agar pesan yang disampaikan
dapat diterima
dengan baik.
d. Clarity
Kaidah keempat adalah kejelasan dari pesan yang disampaikan (clarity).
Selain bahwa
pesan harus dapat diterima dengan baik, maka kaidah keempat yang terkait
dengan itu
adalah kejelasan dari pesan itu sendiri, sehingga tidak menimbulkan
multi interpretasi atau
berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity juga sangat tergantung pada
mutu suara dan
bahasa yang digunakan.
Penggunaan bahasa yang
tidak dimengerti oleh
hadirin, akan
membuat pidato atau
presentasi tidak dapat
mencapai tujuannya. Seringkali
orang
menganggap remeh pentingnya
Clarity dalam public
speaking, sehingga tidak
menaruh
perhatian pada suara (voice) dan kata-kata yang dipilih untuk digunakan
dalam presentasi
atau pembicaraannya.
e. Humble
Kaidah kelima dalam
komunikasi yang efektif adalah sikap
rendah hati. Sikap ini
merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai
orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang dimiliki.
Kerendahan hati juga
berarti tidak sombong dan menganggap diri penting ketika berbicara di
depan publik. Justru
dengan kerendahan hatilah, pembicara atau presenter dapat menangkap
perhatian dan
respon positif dari publik pendengarnya. Kelima hukum komunikasi
tersebut sangat penting
untuk menjadi dasar dalam melakukan pembicaraan di depan publik.
Dari pemahaman terhadap
prinsip komunikasi, diharapkan
seseorang dapat
berkomunikasi lebih baik, terutama berkomunikasi dengan efektif dengan
pihak lain, yaitu
memahami hakikat komunikasi,
proses terjadinya komunikasi,
syarat-syarat terjadinya
komunikasi dan komunikasi antar pribadi secara efektif
Sumber :
e-book Modul Pembelajaran Kewirausahaan :
http://alamtekno.blogspot.com/2013/05/pengertian-atau-definisi-komunikasi.html
http://zabidin1993.blogspot.com/2013/04/pengertian-komunikasi-arti-penting.html
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/09/pengertian-komunikasi.html
Lebih efektif mana?
BalasHapusKomunikasi verbal vs non verbal dalam penjualan?
Komunikasi satu arah vs dua arah dalam penjualan?
Formal vs informal dalam pengajaran?
Jelaskan!
sebelummnya terimakasih atas kesempatan bapak telah meberikan waktu dan kesempatan saya untuk memperbaiki tugas penganti uas,
Hapusmenurut saya, lebih efektif komunikasi verbal, sebab jika kita melakukan pemasaran produk semisal lewat terjun langsung di masyarakat, kita bisa memberi informasi tentang barang produksi yang akan dipasarkan dengan cara dalam bentuk media maupun lisan, itu lebih efektif karena konsumen lebih mudah memahaminya.mereka bisa menentukan barang sebelum mereka benar-benar puasa akan hasil barang tersebut
yang kedua, menurut saya, komunikasi dua arah adalah komunikasi yang efektif, percuma kalau kita memasarkan hasil produksi tanpa keinginan dari kebutuhan pasar, perusahaan tidak akan meluncurkan suatu produk jika permintaan pasar tidak ada yang meminta. kebutuhan konsumen adalah kepercayaan distributor untuk memproduksi hasil produksi yang diinginkan sesuai selera konsumen. perusahaan senang jika kita mendapat sambutan dan kepercayaan dari konsumen, apalagi mereka bisa menjadi pelanggan setia dari produksi tsb.
yang ketiga, menurut pendapat saya, pengajaran informal lebih efektif karena, dalam suatu pengajaran itu yang kita tangkap adalah dimana seorang pengajar mampu membuat siswanya/siswinya memahami materi yang sudah diajarkan, dengan cara berkomunikasi/berinteraksi dengan menjadikan sebuah kelas itu yang penting nyaman,tidak membosankan,tidak terlalu kaku, dan tidak terpusat pada objek terterntu saja. siswa lebih menangkap jika sang pengajar tidak menggunakan bahasa formal . lebih banyak kreasi dan inovatif seorang pengajar jika menggunakan pengajaran informal. pengajar dituntut agar tidak selalu sama dengan apa yg mereka ajarkan pada tiap harinya.
Plus: Buatlah artikel mengenai bagaimana komunikasi yang seharusnya terjadi antara buruh-pengusaha-pemerintah supaya sama-sama dapat mencapai tujuan bersama tanpa harus ada yang tersakiti.
BalasHapusPS: I want 3Septi to get maximum point.